Intake of Macromolecular Nutrition Status in Pulmonary Tuberculosis Subjects at The Seputih Raman Health Center, Central Lampung
Abstract
Background: The condition of pulmonary tuberculosis patients is affected by low nutritional status and this will slow recovery time. The problem of this research is the need to describe the calorie intake of pulmonary tuberculosis patients after receiving education on nutritional patterns high in protein and fat in pulmonary tuberculosis patients at the start of their treatment. In the initial conditions, TB patients generally experience protein and energy deficits, then during the course of treatment for approximately six months, it is necessary to evaluate the nutritional intake profile of TB patients. Therefore the expected goal of this research is to obtain profile data on the intake of energy, protein, fat, and carbohydrates as well as micronutrients.
Methods: Research using a descriptive interview approach using a 24-hour food recall questionnaire and www.nutrisurvey.com analysis in the work area of the Seputih Raman Public Health Center, Central Lampung in 2021.
Results: Based on nutrisurvey data, subjects were found to be underweight (60%), with the highest carbohydrate intake deficit (80%) compared to intake of protein (46.67%) and fat (53.33%).
Conclusion: This shows through our result, the need to emphasize the balance of nutritional intake in the nutrition education of Pulmonary Tuberculosis subjects not only protein and fat intake. Thus tuberculosis patients also need to pay attention to a balanced intake of carbohydrates
Keywords: Pulmonary tuberculosis, nutrition intake. Seputih Raman
Abstrak
Latar Belakang : Kondisi pasien tuberkulosis paru dipengaruhi status gizi yang rendah dan hal ini akan memperlambat waktu pemulihan. Permasalahan penelitian ini perlunya gambaran asupan kalori penderita tuberkulosis paru setelah mendapat edukasi pola gizi tinggi protein dan lemak pada pasien tuberkolusis paru pada awal pengobatan mereka. Dalam kondisi awal, pada umumnya pasien Tuberkulosis mengalami defisit protein dan energi kemudian dalam perjalanan pengobatan selama kurang lebih enam bulan, perlu dilakukan evaluasi melihat profil asupan nutrisi pasien Tuberkulosis. Oleh karenanya tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah didapatkan profil data asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat juga mikronutrien.
Metode: Penelitian pendekatan deskriptif wawancara dengan alat ukur kuesioner food recall 24 jam dan analisa www.nutrisurvey.com di daerah kerja puskesmas Seputih Raman, Lampung Tengah Tahun 2021.
Hasil: Berdasarkan data analisa nutrisurvey, didapatkan 60% pasien status gizi kurus, dengan angka defisit asupan karbohidrat paling tinggi (80%) dibandingkan asupan protein (46,67%) dan lemak (53,33%).
Kesimpulan: Melalui hasil penelitian kami, hal ini menunjukkan perlunya menekankan keseimbangan asupan gizi pada edukasi gizi pasien Tuberkulosis Paru bukan hanya pada asupan protein dan lemak, dengan demikian pasien Tuberkulosis juga perlu memperhatikan asupan karbohidrat yang seimbang.
Kata kunci: Tuberkulosis paru, asupan nutrisi, Seputih Raman.
Full text article
References
Suspendeani A. Systematic review: Faktor Risiko terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru. Skripsi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya. 2021; 33p
Siswanto, Budisetyawati, Ernawati F. Peram Beberapa Zat Gizi Mikro dalam Sistem Imunitas Gizi Indonesia. 2013; 36(1):57–64.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. ISBN 978-602-416-977-0.
Fatriany E. Herlina N. Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas : Literature Review. 2020; 2(1):158–65.
Toding WDM. Penatalaksanaan Nutrisi pada Tuberkulosis. Program Pendidikan Dokter Spesialis Bagian Ilmu Gizi Klinis. FK Universitas Hasanuddin. 2017: 73p.
Nasution SD. Malnutrisi dan Anemia Pada Penderita Tuberkulosis Paru. Majority. 2015; 4(8): 29–36.
Pratomo IP, Burhan E, Tambunan V. Malnutrisi dan Tuberkulosis. Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). 2016; 8(1): 7p
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2019. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Tahun 2019.
Danny DR.Sefriantina S. Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein dan Status Gizi terhadap Kejadian Tuberkulosis pada Anak. Journal of Nutrition amd Food Science. 2021; 2(2): 58-68.
Wasesa R, Lazulfa A, Wirjatmadi B, Adriani M. Tingkat kecukupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi Pasien Tuberkulosis dengan sputum BTA (+) dan Sputum BTA (-). Media Gizi Indonesia. 2013;11(2): 144–52.
Oktavia S, Mutahar R, Destriatania S. Analisis Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2016; 7(2): 124-38
Salsabela FE, Suryadinata H, Farisa I, Arya D. Gambaran Status Nutrisi pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung Hasan Sadikin General Hospital Bandung. 2016; 2:84–9.
Yuniar I, Lestari SD. Hubungan Status Gizi dan Pendapatan terhadap Kejadian Tuberkolusis Paru. Jurnal Pewarat Indonesia. 2017; 1(1): 18-25
Yusuf VN, Nurleli. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian TB Paru. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory. 2020; 1(1): 11p.
Xiong K, Wang J, Zhang J, Hao H, Wang Q, et al. Association of Dietary Micronutrient Intake with Pulmonary Tuberculosis Treatment Failure Rate : A Cohort Study. Nutrients. 2020; 12(2491): 1-11
Anastasya, Prikhatina RA. Asupan zat Gizi, Penatalaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta Perubahan Berat Badan pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kecamatan Makassar Jakarta Timur Tahun 2014. (studi kasus) 2016; 8(1): 6p.
Wagnew F, Alene KA, Eshetie S, Wingfield T, Kelly M, Gray D. Effects of zinc and vitamin A supplementation on prognostic markers and treatment outcomes of adults with pulmonary tuberculosis : a systematic review and meta- analysis. BMJ Global Health. 2022; 7:e008625
Authors
Copyright (c) 2022 HSJI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.